Sabtu, 15 September 2012

LATAR BELAKANG TANAMAN MELON
Add caption
      Melon ( Cucumis melo L. ) merupakan termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Buahnya biasanya dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris sebagai campuran es buah. Bagian yang dimakan adalah daging buah (mesokarp). Teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung kultivarnya. Melon merupakan tanaman buah semusim yang berasal dari lembah panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat, Eropa dan Afrika. Kemudian tanaman ini tersabar ke timur tengah dan ke eropa. Pada abad ke -14 melon dibawa ke Ameraika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Selain Colombus, Bangsa Moor juga banyak berjasa mengembangkan tanaman ini. Melon kemudian mengalami perkembangan jenis di Jepang, Cina, India, Spanyol, dan Iran. Pada perkembangannya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtrois ternasuk indonesia.
      Buah melon masuk ke Indonesia dan mulai dibudidayakan pada tahun 1970. pada saat itu, melon menjadi buah yang bergengsi tinggi dan sangat mahal. Konsumennya pun terbatas, hanya kalangan yang tergolong ekonomi tinggi. Namun , buah yang mengandung banyak air kini sudah bisa dinikmati semua kalangan. Bahkan, tanaman ini sudah dibudidayakan secara luas di Indonesia. Kalianda (Lampung) dan Cisarua (Bogor) merupakan daerah pertama yang mengembangbiakkan melon secara serius.



KLASIFIKASI MELOM
Kingdom : Plante
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo.


MORFOLOGI MELON
a. Morfologi akar
    Tanaman melon ini mempunyai akar berupa perakaran tunggang terdiri atas akar utama (primer) dan akar literal (sekunder).akar melon juga di penuhi akar-akar serabut pada ujungnya.
  
c. Morfologi batang
    Batang tanaman melon berwarna hijau muda, berbentuk segi lima,memiliki duri duri kecil yang apabila tersentuh akan bembuat gatal-gatal pada kulit, memiliki ruas-ruas sebagai tempat munculnya tunas dan daun, serta batang melon tidal berkayu

d. Morfologi bunga
    Bunga melon memiliki mahkota bunga berwarna kuning dengan jumlah lima helai, kelopak bunga berwarna hijau pada bunga jantan tidak terdapat benjolan pada kelopak bunga sedangkan pada bunga betina terdapat benjolan besar pada kelopak bunga. Bunga melon biasa tumbuh pada keliak daun, pada kelopak bunga juga terdapat duri duri kecil yang dapat membuat kulit gatal gatal.
  
e. Morfologi buah
    Buah melon berbentuk bulat, beberapa jenis melon memiliki net/jaring di sekitar buah seperti jenis melon japanise, warna buah berwarna kuning, pitih, hijau tergantung jenis melon, daging buah kenyal namun ada juga yang renyah, berwarna orange, kuning, putih, hingga hijau tergantung varietas, rasa buah manis dan
baunya harum. Buah melon mempunyai kandungan Vitamin C yang dapat mencegah terjadinya sariawan dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.


SYARAT TUMBUH TANAMAN MELON
a. Iklim
   1. Suhu yang sesuai dengan tanaman melon antara 25-30 C. Tanaman melon
      tidak dapat tumbuh optimal apabila kurang dari 18 C, kecuali jenis melon Apel.
  2. Kelembapan yang tinggi menyebabkan melon mudah terserang penyakit
      oleh karena itu melon melon menghendaki kondisi kelembapan yang rendah.
  3. Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah dan juga akan
     mengurangi kadar gula dalam buah.

b. Media Tanam
   1. Tanah yang sesuai dengan tanaman melon adalah tanah liat berpasir untuk
       memudahkan akar melon berkembang.
   2. PH yang sesuai 5,8-7,2 

c. Ketinggian Tempat
    Tanaman melon dapat tumbuh pada ketinggian 300-900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl melon tidak tumbuh optimal, kecuali jenis melon apel yang dapat tumbuh pada ketinggian 100-1500 meter dpl.


SISTEMBUDIDAYA TANAMAN MELON
A.Pengolahan tanah
A.1. Pembajakan
      Akar tanaman melon menghendaki struktur tanah yang sangat gembur untuk memaksimalkan pertumbuhan akar . Sehingga untuk lahan di dataran menengah tinggi yang memiliki struktur tanah yang sangat remah pembajakan cukup dilakukan satu kali bajak. Sementara untuk kondisi lahan dengan kondisi struktur tanah yang sedang-berat pembajakan perlu dilakukan dengang membalik tanah ,dengan kedalaman kurang lebih 30 cm atau dapat pula dengan membajak ulang lahan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki aerasi dan struktur tanah.

A.2. Pengairan
      Pengairan lahan dilakukan sebelum pembentukan bedengan, pengairan ini dilakukan dengan cara menggenangi lahan menggunakan disel untuk menaikkan air apabila ketinggian air lebih rendah dari pada lahan. Ini bertujuan untuk memutus siklus hama dan penyakit serta menekan pertumbuhan gulma.

A.3. Pembentukan bedengan
a. Cara pembuatan
Sebelum dibentuk bedengan lahan dibiarkan dulu selama 7 hari setelah pembajakan. Pada tahap ini tanah akan mengalami pengeringan matahari dan penganginan. Selama proses tersebut seyawa-seyawa kimia dan beracun yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman akan perlahan lahan hilang. Setelan kondisi lahan kering barulah bedengan mulai di bentuk . pada proses ini pembentukan bedengan dapat dilakukan dengan bantuan cangkul untuk menaikkan tanah dan seutas benang agar bedengan lurus tidak berkelok kelok.
Saat misim hujan tinggi bedengan di buat lebih tinggi agar perakaran tanaman tidak tergenang air hujan, sedangkan pada musim kemarau bedengan di buat lebih rendah tujuannya agar memudahkan dalam perawatan saat bedengan di genangi. Setelah bedengan telah selesai di buat bedengan ditambahkan dolomit pemberian dolomit bertujuan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan untuk pertumbuhan dinding sel tanaman. Penggunaan dolomit per 1000 m3 pada pH 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit, untuk pH antara 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH kurang dari 6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

b. Ukuran bedengan
    Panjang bedengan : 12-15 m
    Lebar bedengan : 110 cm
    Tinggi bedengan : 30-50 cm
    Lebar parit : 60 cm
    Kedalanam parit : 30-50 cm

c. Pemasangan mulsa
       waktu yang tepat dalam pemasangan mulsa adalah saat siang hari ketika matahari sedang terik agar mulsa dapat mudah ditarik dan menutupi rapat bedengan dengan warna perak berada di atas. Untuk membuat plastik tetap kencang di sekeliling bedengan di pasang pasak yang terbuat dari bambu.

B. Persemaian
B.1. Pembuatan media semai
      melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntun media semai yang khusus untuk pembibitannya. Media yang digunakan dalam persemaian adalah arang sekam,coco peat,kompos sapi. Cara pembuatannya dengan mencampur arang sekam ,coco peat, dan kompos sapi dengan perbandingan 0,5:2:1. untuk mendapatkan hasil bibit melon yang kekar dan sehat perlu di tambahkan nutrisi dengan memberikan NPK 500 gr/1 m3 atau pupuk kandang yang telah matang denngan perbandingan media semai : pupuk kandang 
( 2:1 ).

B.2. Cara persemaian
        Benih melon yang akan di semaikan di rendam dulu di air hamat dengan suhu 20-25 C selama 1-2 jam. Setelah di rendam benih di letakkan di atas kestas merang yang telah di basahi sebelumnya , kemudian dilipat segi empat serta di bungkus handung basah untuk menjaga kelembapannya.
semai yang telah di isi sebelumnya dengan posisi calon akar menghadap kebawah . Bibit melon yang telah berdaun 4-5 helai atau telah berusia 10-12 hari telah siap di pindah ke lahan. Persemaian diletakan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam matahari.

C. Penanaman
    bibit melon yang akan di tanam perlu di sortir/seleksi berdasarkan ukuran/vigor, tanaman yang vigornya lebih bagus ditanam, hal ini bertujuan memudahkan dalam perawatan dan perlakuan terhadap tanaman setelah tanaman besar.
   Bibit telah siap di pindah ke lahan apabila sudah berumur 8-10 hari dan memiliki daun anatara 4-5 helai.untuk penanaman posisi bibit tidak boleh terlalu  dalam kemudian lubang di bumbun dengan tanah hingga menutupi seluruh lubang tanam agar udara panas yang berada di bawah mulsa tidak keluar melalui lubang tanam. Apabila udara panas itu keluar akan mengenai batang melon yang menyebabkan luka pada batang. Sebelum bibit melon ditanam lubang tanam diberi wing grand.

D. Penyulaman
    Menyulaman merupakan kegiatan penanaman kembali bagian bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak segingga perlu di gantikan dengan tanaman yang baru agar jumlah tanaman terpenuhi dalam satu luasan tertentu sesuai jarak tanamnya.
Penyulaman dilakukan dilakukan apabila jumlah tanaman dilahan kurang dari 80%. Ini dilakukan 1-2 minggu setelah bibit menunjukakan pertumbuhan yang tidak normal. Tanaman yang ingin digantikan dicabut sampai akar akarnya dan dibuatkan lubang tanam baru.

Tujuan dari penyulaman , yaitu :
1. meningkatkan persen jadi tanaman dalam satu kesauan luasan tertentu
2. memenuhi jumlah tanaman perhektar sesuai jarak tanamnya.
3. menggantikan tanamnan yang mati di lahan.

 
E. Pengairan
   Tanaman melon menggendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab, pengairan harus dilakukan bila hari tidak hujan. Pada minggu awal setelah tanam membutuhkan air yang cukup untuk memulihkan / adaptasi tanaman dengan lingkungan, kemudian pada minggu ke dua akan menurun seiring
pertumbuhan akar tanaman. Kebutuhan air terus meningkat hingga sampai puncaknya pada minggu ke 7-8 atau pada masa pembentukan net dan kembali menurit saat menjelang panen.
Saat pembentukan buah ( minggu 5 ) kebutuhan air akan meningkat dan pucaknya pada saat pembentukan net yaitu pada mingguke 8 , kemudian kebutuhan air akan menurun menjelang pemasakan buah hingga panen.

F. Pewiwilan
  
Teknik pewiwilan seperti skema berikut:
  1. Wiwil atau pangkas pada fase vegetatif dilakukan dengan Memangkas
    cabang pada ruas ke 1-5 kemudian dilanjutkan pada fase generatif.
  1. Pada fase generatif pemangkasan dilakukan pada cabang ke 6-8, cabang
    diruas ke 9,10,11,12 tidak di pangkas ( pada ketinggian 40-50 cm )
    3. Cabang 9-12 dibuahkan untuk nantinya di pilih yang terbaik sedangkan
         cabang 13 sampai keatas dipangkas.
    4. Topping di lakukan setelah tunas tanaman melebihi ketinggian ajir/lanjaran
         atau sekitar cabang ke 22.

G. Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 4 kali, 2 kali fase vegetatif dan 2 kali fase generatif. Berikut adalah dosis dan jenis pupuk yang di anjurkan:
  1. pemupukan I (10 hst)
    NPK +ZA, 10gr/tanm
  1. Pemupukan ke II (20-25 hst)
    NPK 20 GR/tanm
  1. Pemupukan ke III (30-30 hst)
    NPK 20 gr/tan
     4. Pemupukan ke IV (45-50 hst)
          NPK + Grand K, 20 gr/tanm 

Panen
Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun demikian, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budidaya ikan atau berbagai jenis objek usaha tani lainnya, seperti sayur, padi, serta melon dan produk pertanian lainnya.

Ciri-ciri buah siap panen:
  1. ukuran buah sesuai dengan ukuran normal / telah mencapai maksimal
  2. umur buah sudah 30-35 hari dari berbunga / 60-70 hari dari hari tanam
  3. warna buah mulai berubah, tangkai buah retak
  4. net pada permukaan kulit lebih jelas, atau net sudah terbentuk sempurna
     5. daun dekat buah sudah mengering
     6. aroma buah mulai muncul




 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar